Selasa, 26 Januari 2010

Dari Surabaya, China sampe Hongkong

Handphone , bukan lagi barang tersier seperti sepuluh tahun sebelumnya. Handphone itu kebutuhan sehari-hari, handphone itu bagaikan pacar, bahkan istri kali ya... (bukan bermaksud porno), itu katanya kebanyakan orang. Ada juga yang bilang ga bisa idup tanpa hp di jaman sekarang ini. Berbagai merk handphone mulai dari nokia yg paling terkenal sampe ponsel merk keluaran pabrik pribadi saya, VK, (yang saat ini masih dikelola sepupu saya, sepupu juaaauh, ketemunya di nabi adam ) membuat konsumen dipertemukan dg begitu banyak pilihan, tergantung kebutuhan.


Handphone yg murah, tapi fiturnya lengkap juga banyak, tapi kebanyakan merk asal china, ya maklum, china g pernah narik pajak dari usaha produksi apapun di negrinya. Berita terakhir, pajak nasional pertama atas properti bernilai yang dikenakan di Negeri tirai bambu ini diberikan pada pengusaha apartement mewah karena dikhawatirkan tanpa pajak harganya akan cukup terjangkau bagi pihak asing yang mau membeli sehingga calon pembeli dalam negeri kalah saingan. Itulah kenapa pasar bebas asean china tahun ini begitu merugikan produsen dalam negeri karena harga produk hasil bumi kita tergolong mahal dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih rendah. Contohnya aja kain batik, batik Indonesia yang harganya 30 ribuan , dengan kualitas sama china menjualnya seharga 8 ribu rupiah.
Uda di sana bebas pajak masuk negara orang dibebasin pajaknya pula. Jadi, sudah sewajarnya produk2 kita lebih mahal karena di negeri ini kalo mau usaha dikit2 musti bayar pajak . Dan hampir sudah bisa ditebak gimana nasibnya nanti setelah barongsai China menyerang garuda Indonesia di pasar bebas ini.
Mengenai hape, ada jeleknya juga sih hape2 produk barongsai ini, seperti pengalaman kakak saya berikut.
Kakak saya milih hape berbasis cdma coz katanya kalo buat telpon murah, so dia beli lah sebuah hape merk china, kalo ga salah merknya higher (merk opo toh iku?). Murah dan fiturnya lumayan. Tapi beberapa waktu yang lalu, ga terlalu lama dari waktu kenalan pertama ma si hape, si hape rewel, mewek, ga mau di pake lg. Lama2 blassszzz, layarnya mati. Akhirnya terpaksa di bawa ke dokter hape. Katanya mas dokter (dipanggil mas cz masih DM),’wah hape gini kalo uda mati yah gak bisa diperbaiki mas ‘. ‘masa mas?’,Tanya kakak saya bernada kecewa. ‘iya mas, hape merk china kaya gini, emank gak bisa diperbaiki kalo uda rusak’.
Si dokter hp meneruskan omongannya yg belum tuntas ‘sebenernya bisa sih mas, tapi diperbaiki di hongkong!!!’, tambahnya tanpa bercanda.
‘Diperbaiki dari hongkong???’ (ini hongkong beneran apa hongkong-hongkongan?????!@%$*&^

Tidak ada komentar: