Jumat, 05 Februari 2010

Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga (RSP-UA)

Setiap kali saya mengunjungi kampus C, kampus ke tiga Universitas Airlangga di jalan Mulyorejo Surabaya,–kira kira 3 km dari kampus A- , pemandangan yang paling menarik perhatian adalah suara gaduh pembangunan gedung yang katanya bakal jadi rumah sakit pendidikan. Dan baru-baru ini pembangunan tersebut telah mencapai tahap akhir.
Bingung kemana harus mencari informasi yang tepat,saya sedikit mencari informasi ke dosen wali. Rumah Sakit tersebut pada dasarnya akan dibagi menjadi dua bagian, Rumah sakit pendidikan dan Rumah sakit penelitian, dan yang akan belajar disana tidak hanya mahasiswa fakultas kedokteran saja, tapi dari berbagai fakultas lain. Namun selebihnya belum ada keterangan lebih lanjut.
Sedangkan dari browsing di internet, menurut Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Prof Dr dr Muhammad Amin Sp.P(K), Pengembangan Rumah Sakit Pendidikan itu penting karena jumlah dokter spesialis di Indonesia masih sangat kurang. Pihaknya juga telah meminta izin ke Menteri Kesehatan untuk mengembangkan beberapa RS di Jatim sebagai RS Pendidikan, kemudian Menkes menyetujui permintaan itu.(Harian Umum Pelita)
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi berharap dengan dibangunnya Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Universitas Airlangga (Unair) bisa memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat miskin di Kota Surabaya.
"RSUP dibangun tidak hanya untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada mahasiswa Unair, namun bisa menjadi rujukan bagi masyarakat miskin," kata Mensesneg saat berkunjung ke RSUP Unair Surabaya, Rabu (23/12). RSUP Unair merupakan rumah sakit pendidikan yang pertama kali dibangun di Indonesia.
Ia menuturkan, melalui RSUP Unair, mahasiswa bisa belajar dari para dokter ahli yang saat itu sedang memberikan pelayanan kepada masyarakat Selain itu, dengan berdirinya RSUP Unair, perguruan tinggi tidak akan bergantung lagi pada rumah sakit-rumah sakit yang selama ini ditumpangi untuk studi kedokteran
Karena merupakan rumah sakit pendidikan, RSUP Unair mempunyai sisi berbeda dari rumah sakit umum lainnya. Di RSUP Unair, selain ada klinik pelayanan pasien, juga ada ruangan untuk pembelajaran mahasiswa. Demi terciptanya kualitas pelayanan dan pembelajaran yang baik, RSUP Unair merekrut tenaga medis profesional, seperti dokter-dokter spesialis yang mempunyai prestasi di bidangnya.
"Saat ini, berdasarkan laporan sudah ada 97 dokter yang sudah direkrut lapi saya rasa itu masih sangat kurang jumlahnya," katanya, (bataviase.co.id)
Rumah Sakit (RS) Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang dibangun dengan dana Rp550 miliar itu akan beroperasi mulai pertengahan 2010. (berita8.com)
Pimpinan PT Pembangunan Perumahan (PP) Wilayah V, Ir. Taufik Aria Saptadi, selaku pelaksana pembangunan, menjelaskan rumah sakit ini merupakan proyek besar, baik volume, base besi-besiannya, plafon, dan keramiknya. Hal itu jika dibandingkan dengan waktu pekerjaannya yang berlangsung 6 bulan hingga Desember 2009 ini. ”Untuk itulah kami mohon doa restu kepada semua pihak untuk menyelesaikan pekerjaan ini,” katanya.
Ketua Harian MWA Unair Prof. Sam Soeharto mengatakan, bangunan RSP-UA ini merupakan hikmah yang pantas disyukuri sejak Unair menyandang status sebagai PT BHMN. Pasalnya, inilah realitas fisik yang dihasilkan oleh Unair BHMN dan diyakini akan memberi manfaat bagi banyak pihak baik pemerintah, institusi, mahasiswa, ilmu pengetahuan dan masyarakat.
”Sejak Unair akan menjadi BHMN, selama ini sudah banyak diuji. Jadi rumah sakit ini merupakan realitas fisik dari hasil kami selama ini mengatasi ujian tersebut yang kami atasi dengan kebersamaan,” kata Prof. Sam Soeharto, yang juga Ketua Senat Akademik Unair itu.
Menurut Guru Besar FK Unair itu, disetujuinya proyek RSP-UA seluas 40.000 M2 ini oleh pemerintah merupakan anugerah dan kepercayaan besar yang pantas disyukuri. Sebab bersamaan dengan itu Unair juga mendapat kepercayaan Departemen Kesehatan untuk mengelola Rumah Sakit Tropik dan Infeksi (RSTI) seluas 30.000 M2, yang juga dibangun bersebelahan dengan RSP-UA ini di kampus C Unair. RSTI itu dibangun dengan anggaran Rp 400 miliar. Kemudian Senin (16/11) kemarin dipercaya memproduksi Seed Vaksin flu babi dan flu burung untuk manusia dengan fasilitas senilai Rp 1,4 triliun.
”Sungguh ini karunia Illahi yang harus kita syukuri, bayangkan di sekitar kampus C Unair ini tertanam proyek senilai Rp 1 triliun lebih, sebagai starting point rumah sakit pendidikan,” tambah Prof. Sam Soeharto. Atas dasar itulah ia berpesan agar pengelolaannya nanti yang dikonsep dalam manajemen kebersamaan, benar-benar dapat diwujudkan.
Sementara Rektor Unair Prof. Dr. H. Fasich, Apt., menambahkan bahwa program RSP ini merupakan kepercayaan kepada Unair yang senantiasa harus ditunaikan untuk kepentingan masyarakat dan pemerintah. Karena rumah sakit ini sudah dimulai maka kedepannya juga harus dilaksanakan secara bersama-sama oleh sebuah kompetensi yang ada di Unair, sehingga tidak ditumpukan pada Fakultas Kedokteran saja, tetapi juga pada fakultas yang lain seperti FKM, FKG, FKH, serta Fak. Psikologi.
”Kita tidak mimpi bahwa akhirnya mendapatkan anggaran proyek sebesar itu, karena itulah mari kita lanjutkan,” kata Prof. Fasich, yang langsung disambut gerrrr para undangan yang hadir. Rektor meminta kepada pimpinan universitas/fakultas yang bersangkutan untuk menyiapkan persiapan operasional RSP-UA ini, terutama pada manajemen sumber daya manusianya.
Butuh 330 Karyawan
Sementara itu Drs. Ec. Windijarto,MBA, anggota tim perencanaan manajemen rumah sakit pendidikan, mengatakan untuk kebutuhan operasional kinerja dua rumah sakit tersebut dibutuhkan sedikitnya 330 karyawan. Ratusan karyawan tersebut akan mengisi posisi tenaga administrasi, dokter umum, dokter spesialis, perawat, dsb.
Rencananya Desember nanti tim manajemen akan mengadakan open recruitment untuk menjaring tenaga kerja yang dibutuhkan.
”Setidaknya dibutuhkan 115 perawat, 96 dokter spesialis, 5 dokter umum, 81 tenaga administrasi serta untuk divisi-divisi lain. Total kami membutuhkan sekitar 330 karyawan,” kata Windijarto. Memang tak hanya lulusan Unair yang boleh melamar sebagai karyawan. Namanya saja open recruitmen, jadi terbuka untuk umum. Selain itu pihak manajemen akan memprioritaskan masyarakat sekitar kampus C asal mampu memenuhi kualifikasi yang diminta.
“Istilahnya untuk pemberdayaan masyarakat sekitar, kami juga membuka lowongan untuk umum, tak harus lulusan Unair. Siapa pun boleh mendaftar,” jelasnya. Intinya, sebagai rumah sakit pendidikan yang besar, rumah RSP-UA ini memang harus didukung oleh tenaga kerja yang berkualitas dan mampu mewujudkan visi-misi pendirian rumah sakit ini. Kamis (19/11). (BeritaKota.net/hms)

Tidak ada komentar: